Bandung merupakan kota wisata kuliner, salah satu makanan khas bandung adalah peuyeum bandung, peuyeum adalah suatu makanan terbuat dari singkong yang difermentasi, makanan ini dicurahakan kedalam sebuah syair lagu yang berjudul Peuyeum bandung, berikut penggalan lagu tersebut:
Peuyeum bandung kamasyur
Pangaosna teu luhur
Ku sadaya kagaleuh
Sepuh jeung murangkalih
(peuyeum Bandung tersohor
harganya tidak mahal
terbeli oleh semua
orang tua dan anak-anak)
Penggalan lagu diatas menggambarkan bahwa peyeum bandung merupakan makanan khas bandung yang terkenal sejak dulu serta apabila kita membelinya harganya murah dan cukup terjangkau oleh siapa saja yang mebelinya. sehingga tidak heran jika makanan ini jadi salah satu makanan primadona jawa barat, yang tidak hanya diminati oleh warga bandung melaikan mejadi oleh - oleh bagi wisatawan dari luar kota bandung.
Selain bisa langsung dimakan peuyeum bandung pun bisa dikreasikan misalnya saja colenak, colenak kepanjangan dari dicocol enak yang dibuat dari peuyeum bandung yang dibakar kemudian disajikan dengan saus yang dibuat dari parutan kelapa dan gula merah.
Diposting oleh
ndra
di
Selasa, Juli 07, 2009
Semakin maraknya peredaran makanan manca negara seperti donut, cake dan yang lainnya mulai menggerser makanan tradisional bangsa kita sendiri, banyak makanan tradisional itu jarang kita jumpai sekarang ini. sala satu contohnya adalah gemblong. sekarang ini banyak orang yang tidak tau mengenai gemblong, atau bahkan anak sekarang ini tidak mengenal makanan tradisonal
ini.
Gemblong adalah masakan tradisional Indonesia yang bahan utamanya adalah ketan yang dicapur sama parutan kelapa berlapiskan gula merah. Entah berasal dari daerah mana gemblong ini, bisa Jawa, Betawi atau daerah lain padahal gemblong ini tergolong makanan atau jajanan yang harganya sangat terjangkau, hanya dengan uang Rp.500 perak azah kita sudah bisa menikmati makanan ini, akan tetapi sudah jarang kita jumpai keberadaannya.
banyak faktor yang mempengaruhi sulit gemblong kita jumpai diantaranya:
- Masyarakat muda sekarang gengsi untuk memakan kue ini dikarenakan tidak maunya disebut tidak gaul klo makan makanan makanan tradisional.
- Tidak adanya publikasi lewat iklan di TV atau pun koran-koran.
- Tidak dijual digerai mall/plaza seperti JCO, BreadTalk dll.
- Nama "gemblong" dirasa kurang menjual dalam bahasa pergaulan kawula muda.
Diposting oleh
ndra
di
Rabu, Mei 06, 2009
Bandung, sebagai Ibu Kota propinsi Jawa Barat terkenal dengan wisata kulinernya. Aneka ragam makanan mulai dari makanan ringan hingga makana berat, makanan basah hingga makanan kering, banyak terdapat di Bandung. Di Bandung banyak terdapat makanan yang berasal dari daerah yang ada di Jawa Barat, terutama makanan tradisional setempat. Misalnya saja cililin yang memiliki makanan khas yang berwarnanya kecoklatan yang melambangkan bahwa rasanya pasti manis, dengan dibalut oleh daun jagung yang telah dikeringkan terlebih dahulu, menjadikan makanan ini menjadi khas dan mudah untuk dikenali.
Wajit dibuat dari campuran bahan-bahan yang sangat mudah dicari dipasar tradisional maupun supermarket, yakni dari beras ketan, gula putih, gula merah, dan kelapa. Bahan-bahan tersebut dimasukan ke wajan (katel gede) yang telah diberi air dan dipanaskan, lalu di uleg sampai rata. Yang dimana ketika semua bahan tersebut telah menjadi sebuah adonan maka akan dibungkus oleh daun jagung yang sudah kering. setelah wajit terbungkus dengan rapih maka wajitpun dijemur di atas terik panasnya matahari, dengan menggunakan tampan(nyiru) terbuat dari anyaman bambu. Setelah wajit dijemur dan nampak kering, wajit siap dihidangkan dan dinikmati.
Apabila kita berjalan-jalan di daerah ini menikmati pemandangan gunung asri yang hijau, maka tak lengkap rasanya kalau tidak membawa makanan oleh-oleh khas dari Cililin ini. Wajit cililin ini sudah terkenal diberbagai tempat sehingga dapat dengan mudah kita jumpai di luar Cililin, seperti di perempatan jalan, stasiun pengisian bahan bakar minyak (SPBU) serta terminal bus di Cikampek dan Purwakarta, ataupun di counter-counter manisan di kota-kota kecil Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Diposting oleh
ndra
di
Selasa, Mei 05, 2009